MKLI.WahanaNews.co | Provinsi NTB kini memiliki sekolah khusus yang mewadahi pendidikan anak-anak dan penyandang disabilitas. Namanya Amani Eco School.
Amani Eco School yang berlokasi di Dusun Gegerung, Desa Ketapang, Lombok Barat dibangun oleh PLN dengan memanfaatkan limbah pembakaran batu bara PLTU.
Baca Juga:
Sepanjang Semester I 2024, PLN Sukses Manfaatkan Hampir 1,5 Juta Ton FABA PLTU
Dalam melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini, PLN berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Lombok Eco International Connection (LEIC).
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, seluruh pihak harus memiliki pemikiran untuk bergerak bersama, membangun perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas agar tetap mendapat tempat di manapun dan diperjuangkan bersama.
“Gedungnya cantik dan ramah lingkungan. Ini luar biasa. Terima kasih untuk PLN yang program TJSL-nya juga banyak diberikan untuk hal hal yang berorientasi lingkungan. Dan tentunya terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berkontribusi, karena perjuangan di bidang lingkungan, anak-anak, perempuan dan disabilitas tidak bisa kita laksanakan sendiri," tutur Umi Rohmi.
Baca Juga:
Di Jakarta, PLN Olah 3,3 Ton FABA dari PLTU Lontar Menjadi Bahan Konstruksi Gardu Distribusi
Menurut Umi Rohmi, melalui Amani Eco School, anak-anak, perempuan dan penyandang disabilitas dapat memiliki akses dan hak yang sama untuk dapat berkontribusi di tengah-tengah masyarakat.
Umi Rohmi juga berharap, ke depan Amani Eco School ini dapat bermanfaat dan terus bergerak untuk mewujudkan NTB Hijau NTB Bersih.
Sementara itu, Siti Aisyah, Founder sekaligus Pimpinan LEIC Program menjelaskan, Amani Eco School ini akan berfokus pada ecology education yang akan menjadi menggerakkan literasi belajar untuk anak-anak dan difabel training center, yaitu pelatihan keterampilan bagi anak anak dan kelompok difabel.
Hasil keterampilan yang dimiliki oleh para difabel seperti pembuatan eco print, kerajinan daur ulang akan dijual ke Bank Sampah NTB Mandiri, sehingga bisa memberikan penghasilan bagi mereka.
Aisyah juga menuturkan sebanyak 45-60 anak telah siap bergabung dalam kampanye membaca bersama.
“Rumah ini kecil, tapi mimpinya besar, khususnya untuk sahabat dan dan kakak kakak kita penyandang disabilitas. Terima kasih kepada PLN yang telah berkolaborasi membangun sekolah ini. Amani Eco School akan menjadi pusat kegiatan anak anak dan membantu disabilitas berkarya, kuat dan mandiri melalui pelatihan yang dilaksanakan," tutur Aisyah.
Sementara itu, Sudjarwo, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB mengungkapkan, Amani Eco School ini merupakan perwujudan dari Sustainibility Development Goals (SGDS) yang keempat, yaitu pendidikan berkualitas.
Djarwo juga menjelaskan bahwa pembangunan sekolah ini menggunakan Fly Ash Bottom Ash (FABA), limbah pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jeranjang sebanyak 300 ton untuk stabilisasi tanah dan 2.000 batako dibeli dari UKM yang mendapat bantuan program TJSL berupa alat cetak paving blok dan batako.
“Kami ingin menjadikan NTB sebagai daerah inklusi yang ramah terhadap teman-teman difabel. Semoga rumah pelatihan ini dapat bermanfaat untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas, utamanya bagi para anak anak dan penyandang disabilitas,” jelas Djarwo.
Sebelumnya, PLN juga telah berkolaborasi dengan LEIC telah meresmikan Eco School Nusantara di Lombok Tengah pada bulan Desember 2020 yang hingga saat ini telah berkembang dan memiliki puluhan siswa dengan program yang masih berorientasi terhadap anak anak dan lingkungan. [Tio]