MKLI.co.id | Asosiasi Semen Indonesia atau ASI menyebut sejumlah pabrik semen berpotensi menghentikan sebagian unit produksinya akibat keterbatasan stok batu bara.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan sejumlah perusahaan terpaksa menghentikan produksi untuk pasar ekspor karena tidak punya batu bara sebagai bahan bakar pabrik semen.
Baca Juga:
Ada Ibu Tidak Bisa Berikan ASI, Berikan Solusi Terbaik untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Data anggota ASI menyebut aktivitas ekspor pabrik semen nasional hanya bertahan maksimal hingga 10 November 2021. Alhasil, proses produksi di beberapa pabrik semen dihentikan untuk mengurangi beban produksi. Salah satu yang ikut terdampak adalah PT Semen Indonesia Tbk.
"[Sebagian perusahaan] harus menghentikan sebagian unit produksinya, seperti [sebagian pabrik milik] PT Semen Indonesia di Tuban dan Rembang," katanya kepada Katadata, Senin (15/11/2021).
Oleh karena itu, mayoritas pabrikan semen akan menghentikan program ekspor.
Baca Juga:
Tingkat ASI Ekslusif Meningkat, Tapi Stunting Masih Tinggi di Beberapa Wilayah
Keputusan itu akan terus berlanjut hingga persediaan batu bara di pabrikan mencapai 3-4 minggu produksi.
Adapun, kinerja ekspor per Oktober 2020 tidak berbeda jauh secara tahunan atau sebanyak 1,06 juta ton. Walaupun, kinerja ekspor selama 10 bulan terakhir naik 72,15% menjadi 10,45 juta ton dari kinerja periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,07 juta ton.
Akan tetapi, kinerja tersebut masih jauh dari target ekspor industri semen tahun ini sebanyak 12 juta ton. Walaupun hanya harus mengekspor setidaknya 775 ribu ton pada 2 bulan terakhir 2021, Widodo pesimistis lantaran program ekspor mayoritas pabrik November 2021 dihentikan di awal bulan.