MKLI.co.id | Dalam rangka meningkatkan kualitas dan evaluasi terhadap kegiatan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) NTT bekerjasama dengan Forum Keberlanjutan Sosial Indonesia (Indonesian Social Sustainability Forum/ISSF) dalam rangka Evaluasi Implementasi Program TOSS (Teknologi Olah Sampah di Sumbernya) Ende pada tanggal 21-23 September 2021.
Agustinus Jatmiko, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menyampaikan PLN telah menyalurkan dana program TJSL tahun 2020 sebesar Rp 485.555.000 untuk kegiatan pelatihan pembuatan pellet, pembangunan shelter TOSS dan peralatan pengolahan sampah menjadi pellet.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Untuk mengukur kinerja dan dampak dari program tersebut, tahun 2021 ini tim ISSF melakukan pengukuran dan perhitungan SROI (Social Return On Investment) dan IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat). Program TOSS sendiri merupakan salah satu inovasi Bupati Ende dengan semboyan "Dari Ende Flores untuk Indonesia" dalam pengelolaan dan pengolahan sampah organik (biomassa) menjadi pellet untuk bahan bakar energi kerakyatan dan co-firing PLTU Ropa, sedangkan pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik dilakukan oleh ACIL (Anak Cinta Lingkungan) Ende menjadi beberapa produk seperti paving blok, meja tamu, sofa, dan beberapa produk kreatif lainnya,” ungkap Jatmiko.
Ditambahkan Jatmiko, bahwa Program TOSS Ende dalam implementasinya telah mendorong meningkatnya sirkuler ekonomi masyarakat dari lahirnya UMKM pengelolaan sampah menjadi pellet sehingga tercipta lapangan kerja baru di masyarakat yang berdampak pada meningkatnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
Hal ini mendukung tujuan pembangunan nasional berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah yang biasa disebut Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sementara itu, Nurul Iman, selaku Sekretaris Jenderal ISSF menyampaikan bahwa kehadirannya bersama tim di Ende untuk mengevaluasi pengelolaan sampah menjadi energi dengan istilah TOSS yang merupakan bagian dari implementasi program CSV (Creating Share Value) telah dilaksanakan PLN tahun 2020.
Pihaknya melakukan kunjungan lapangan kepada pemangku kepentingan terkait program TOSS terutama penerima manfaat seperti SMK Negeri 2 Ende, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Ende, masyarakat pembuat pellet dan pengguna pellet, organisasi ACIL Ende, Keuskupan Agung Ende, PLTU Ropa, dan BUMDes Keliwumbu serta kelompok pengrajin tembikar yang memproduksi kompor pellet dari tanah liat di Desa Wolotolo Kabupaten Ende.
“Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan penerima manfaat, kami mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber bagi kami dalam mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dengan dua pendekatan yaitu SROI dan IKM sekaligus memberikan masukan konstruktif untuk peluang-peluang perbaikan dari program yang telah dilaksanakan, dan sangat berharap masukan tersebut dapat dilaksanakan oleh PLN bersama pemangku kepentingannya sehingga keberlanjutan program terus dilaksanakan dan lebih bermanfaat diwaktu yang akan datang,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa dari pengukuran dampak social (Social Return on Investment/SROI) yang dilakukan diperoleh hasil, Rp 480.555.000 dana TJSL yang disalurkan untuk program TOSS pada Tahun 2020 Nilai SROI-nya Rp 1,096.
Artinya setiap 1 (satu) rupiah yang dikeluarkan oleh PLN telah menghasilkan dampak positif Rp 1,096.
Adapun hasil pengukuran ISSF tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada kategori Tingkat Kepentingan untuk TJSL PLN di lokasi tersebut dari 14 Indikator yang diukur mendapatkan nilai 91,4 dengan Kategori Sangat Penting (A), IKM tingkat Kinerja mendapatkan nilai 88,13 dengan kategori Baik (B), karena kegiatan ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi sehingga bisa menumbuhkan potensi-potensi yang selama ini belum terangkat dan meningkatkan ekonomi warga yang terlibat dalam kegiatan TOSS.
Dirinya menambahkan juga program pengelolaan sampah menjadi pellet yang sedang dilaksanakan saat ini di Ende merupakan sebuah program yang sangat baik karena telah menciptakan mata rantai pengelolaannya dari pengumpulan sampah sampai dengan pemanfaatan pellet menjadi energi kerakyatan maupun co-firing PLTU Ropa di Ende, dan juga menggandeng beberapa stakeholder kunci seperti pimpinan daerah dan tokoh agama.
“Hal baik yang sudah dilakukan ini perlu direplikasi oleh daerah lain karena manfaat program ini selain mensolusikan permasalahan sampah, juga mensolusikan masalah energi yang sudah menjadi permasalahan daerah, nasional bahkan dunia,” tutup Iman. [Tio]