Hopaini bersama beberapa warga juga bertanggung jawab atas perawatan sistem PLTS irigasi tersebut.
Sebelum adanya PLTS irigasi ini, beberapa kali lahan para petani terancam gagal panen karena tidak menentunya musim.
Baca Juga:
Kebijakan Energi Nasional Dirilis Presiden Prabowo, EBET Ditargetkan 23% di 2030
Pasalnya, akses ke sumber air yang terlampau sulit.
“Meski terletak lumayan dekat dengan Sungai Enim, sawah warga dikelilingi perbukitan dan terhalang jalan raya dan stasiun kereta,” tutur Hopaini.
PLTS irigasi Desa Tanjung Raja adalah salah satu program CSR PTBA. Pompa irigasi yang digunakan merupakan pompa jenis submersible yang memiliki kemampuan menyedot air yang mengandung lumpur.
Baca Juga:
PLN Hadirkan SuperSUN, Siswa di Kepulauan Maluku Utara Kini Belajar Digital Sepanjang Hari
Kapasitas pompa tersebut adalah 30 liter/detik dengan head mencapai 30 meter.
Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV polycrystaline berkapasitas masing-masing 275 Watt peak (Wp) yang berjajar menghiasi atap jembatan desa.
Pompa menyedot air Sungai Enim sejauh 1 km ke bak intake berukuran 3x3x2 m3 yang kemudian didistribusikan ke sawah warga. [Tio]