MKLI.co.id | PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Yayasan Menembus Batas menggelar program pelatihan daring yang dirancang untuk membantu penyandang disabilitas.
Program pelatihan yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan ini, diharapkan akan mendukung peserta penyandang disabilitas agar dapat berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi di masa pandemi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Tidak hanya itu, program ini juga diharapkan bisa diselenggarakan secara sustainable dan terdapat kegiatan lanjutan seperti program magang atau kompetisi usaha untuk para peserta sehingga ilmu yang di dapatkan dapat diaplikasikan untuk mengoptimalkan kemampuan kewirausahaan dan digital,” ungkap Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi.
Agung menuturkan, program ini adalah salah satu peran nyata perseroan untuk mendukung pendidikan dan pengembangan kapabilitas dari kelompok rentan yaitu disabilitas.
Hal ini juga selaras dengan pelaksanaan Core Subject ISO 26000 tentang persamaan Hak Asasi Manusia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Dengan begitu, kalangan disabilitas dapat mandiri dan bersaing untuk berwirausaha serta mengembangkan usaha sesuai minat dan kemampuan mereka di era digital sekarang ini,” katanya.
Dalam program Pelatihan Digital Skill Online, setidaknya ada 250 penyandang disabilitas meliputi penyandang disabilitas fisik, netra, tuli, mental dan intelektual dengan usia 18 hingga 35 tahun dengan minimal pendidikan terakhir adalah SMA serta berdomisili di Jabodetabek dan luar Jabodetabek yang akan dipilih untuk menjadi penerima manfaat dalam program ini. Para peserta akan mempelajari kurang lebih 21 modul pembelajaran selama 9 minggu.
Chief Operational Officer Yayasan Menembus Batas, Nicky Claraentia Pratiwi mengatakan para peserta diharapkan dapat menerima peluang baru untuk memiliki kemampuan literasi digital dan teknologi sebagai awal mengembangkan kapasitas dan kapabilitas dirinya.
“Hal ini penting untuk mempersiapkan diri sebagai bagian masyarakat digital ekonomi Indonesia,” katanya. [Tio]