Denmark dengan pengalamannya dalam transisi energi hijau berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mencapai tujuan tersebut.
Di bawah kemitraan kerja sama bilateral, Denmark telah menyelesaikan laporan studi mereka tentang renewable energy pipeline, serta hasil pra-studi kelayakan pada proyek energi baru terbarukan di Sulawesi Utara dan Riau.
Baca Juga:
PLN IP Siap Wujudkan Listrik dari Panas Bumi Hingga 5,2 GW
"Studi-studi ini diselesaikan untuk menjembatani kesenjangan antara Rencana Energi Nasional dan proyek energi baru terbarukan provinsi. Dalam kemitraan tingkat provinsi lainnya, saya mencatat bahwa pemerintah Denmark juga mendukung transisi energi di Nusa Tenggara Barat. Saya berharap proyek kemitraan semacam ini dapat direplikasi di provinsi atau daerah lain di Indonesia," tambahnya dikutip dari Antara.
Dalam pertemuan itu, Menteri Arifin mengaku telah melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Kofod untuk membahas masalah dekarbonisasi dan komitmen pasca-COP26.
Mereka sepakat tentang pentingnya kolaborasi internasional untuk mengejar kepentingan bersama dalam transisi energi.
Baca Juga:
PLN IP Siap Wujudkan Listrik dari Panas Bumi Hingga 5,2 GW
Menteri Kofod menjelaskan pentingnya transisi energi hijau dan ini merupakan pesan utama yang disampaikan pada COP26.
Menurutnya, kedatangan delegasi Denmark ke Indonesia merupakan wujud dan tindakan langsung kemitraan antara Denmark dengan Indonesia untuk melakukan transisi energi di tingkat nasional maupun provinsi.
Delegasi Denmark mempresentasikan tiga laporan terkait langkah-langkah transisi energi hijau.