Dengan dukungan dan pendampingan PLN lewat Rumah BUMN Padang Sidempuan, kelompok tani ini dibekali dengan peralatan produksi, pelatihan manajemen modern untuk Usaha Mikro Kecil Menengah, dan pemasaran digital, hingga beragam dukungan lain, salah satunya dengan pembangunan green house.
Pembangunan green house ini oleh Nanang disebut mengatasi salah satu kendala terbesar mereka yaitu pengeringan biji kopi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hasilnya, produktivitas kelompok tani pun meningkat dengan kemampuan pengeringan biji kopi mencapai 1 ton per bulannya, 5 kali lipat dari kapasitas sebelumnya 200 kg per bulan yang dikelola secara tradisional.
Peningkatan produktivitas Kopi Sipirok ini tentunya berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan MJ Coffee hingga 3 kali lipat dari sebelumnya Rp 30 juta menjadi Rp 95 juta.
Nanang menjelaskan, kesertaan mereka dalam berbagai pameran yang didukung oleh PLN, turut memperluas jangkauan pelanggan mereka hingga ke pasar global.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Tercatat, saat ini biji kopi Sipirok produksi MJ Cofffee telah berhasil menembus pasar internasional.
Sepanjang 2022, MJ Coffee mencatat telah berhasil mengekspor 500 kilogram green bean coffee ke Singapura dan 1,5 ton green bean coffee ke Malaysia.
Peningkatan kualitas dan pengembangan pasar pun terus dilakukan dengan memanfaatkan market place. Ke depannya, untuk merambah ke pangsa pasar syariah, MJ Coffee juga menyiapkan sertifikasi halal untuk 6 produk kopi andalannya.