MKLI.co.id | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai PT Pertamina (Persero) dapat menjadi pilar pencapaian nol emisi karbon atau Net Zero Emissions yang ditargetkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Apalagi, sektor energi berkontribusi utama sebagai penurun emisi karbon.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
“Sebagai perusahaan energi, Pertamina mempunyai tanggung jawab besar untuk menjadi pilar mencapai net zero emissions,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menjadi pembicara dalam Pertamina Energy Webinar (PEW) 2021, Selasa (07/12/2021).
Menurut Menkeu, target net zero emissions memakai prinsip keterjangkauan dan adil. Artinya, penghasil emisi karbon mempunyai tanggung jawab lebih besar dibandingkan lainnya. Sektor energi mempunyai kontribusi sebagai penurun emisi karbon, dan nomor dua setelah sektor forestry and other land use (FoLU).
Dia juga menjelaskan bahwa untuk memenuhi target penurunan emisi sebesar 41 persen pada tahun 2060, sektor FoLU ditargetkan menurunkan emisi sebesar 700 juta ton CO2e dengan biaya Rp 90 triliun. Sementara sektor energi dengan kontribusi menurunkan 450 juta ton CO2e membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun.
Baca Juga:
Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, Menkeu: Awal Sinergi yang Baik
“Sangat jauh berbeda. Energi adalah sektor yang very expensive and costly, tapi penting buat rakyat dan penting untuk menurunkan C02 dengan peran nomor dua setelah FoLU,” ungkap Sri Mulyani.
Karena itulah, tegasnya, Kementerian Keuangan akan terus mendukung upaya-upaya mengatasi perubahan iklim termasuk mencapai target net zero emissions.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 314 juta CO2e dengan upaya sendiri dan 466 juta ton CO2e dengan bantuan internasional. Pada tahun 2020, total emisi energi Indonesia mencapai 586,8 juta ton CO2e.
“Kami berharap implementasi dan strategi menuju net zero emissions dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya 401 juta ton CO2e pada 2060. Sedangkan, apabila kita tidak melakukan apapun atau business as usual, maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.039 juta ton CO2e,” ujar Ego.
Menurutnya, Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi. Ha ini telah dipertegas Presiden Joko Widodo pada COP 26 di Glasgow, Skotlandia, November 2021 lalu bahwa Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi pencapaian target net zero emissions.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik dalam bentuk PLTS Skala Kecil, PLTS Terapung maupun PLTS Skala Besar.
“Atas nama Kementerian ESDM, kami mengapresiasi Pertamina yang sudah memulai pemanfaatan PLTS baik melalui program Green Energy Station di SPBU, pemasangan di gedung kantor maupun fasilitas lainnya. Untuk itu, kami berharap Pertamina dapat terus meningkatkan kinerja, berinovasi serta senantiasa beradaptasi terhadap perkembangan zaman untuk bisa terus berperan aktif dalam mewujudkan agenda besar menuju Indonesia maju yang menerapkan green economy, green technology, dan green product,” tegas Ego.
Peran Pertamina
Sebelumnya, saat membuka PEW 2021, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina, Iman Rachman, mengatakan bahwa sebagai perusahaan energi nasional dan badan usaha milik negara terbesar, Pertamina siap untuk terus memainkan peran penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi di Indonesia.
Pertamina mendukung langkah Pemerintah dalam mewujudkan net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Untuk mendukung Indonesia mewujudkan net zero emissions, Pertamina telah menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,4 juta ton CO2e pada tahun 2060,” ungkap Iman.
Menurutnya, Pertamina telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 dengan target menurunkan emisi CO2 sebesar 29 persen pada tahun 2030.
Hingga tahun 2020, Pertamina telah memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 27,08 persen dari baseline tahun 2010 atau cukup signifikan apabila dibandingkan target nasional yang sebesar 26 persen.
“Beberapa upaya Pertamina dalam menurunkan emisi antara lain dengan memanfaatkan flare gas, implementasi energy efficiency, fuel gasification, dan juga aktivitas lainnya seperti komersialisasi venting CO2 di subholding dan anak perusahaan Pertamina,” papar Iman. [Tio]