MKLI.WahanaNews.co | Sebagai upaya mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060, PT PLN (Persero) aktif mendorong pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Mansury mengatakan, transisi energi menuju net zero emission di 2060 bukan hanya menjadi tantangan semata tapi juga harus ditangkap sebagai peluang.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Atas dasar itu, Kementerian BUMN melakukan beberapa inisiatif agar perusahaan negara bisa menangkap peluang transisi energi tersebut.
Inisiatif pertama adalah mendorong perusahaan BUMN untuk mengurangi emisi karbon. Sebagai contoh adalah pada PT PLN (Persero) bisa melakukan co-firing atau menggunakan biomassa untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listriknya.
"PTPN dan Perhutani menghasilkan biomassanya, PLN menggunakan biomassanya. Jadi memang harus bersama-sama enggak bisa kita lakukan sendiri-sendiri," kata Pahala dalam 'TEMPO Green Economy 2023' di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Inisiatif yang kedua adalah dengan membangun bisnis baru yang relevan dengan program transisi energi. Sebagai contohnya adalah pengembangan baterai EV terintegrasi termasuk penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Inisiatif ketiga adalah mengeksplorasi peluang dari sumber daya yang dimiliki. Misalnya adalah pengembangan energi angin atau hidro yang bisa dilakukan oleh PT PLN (Persero).
"Kita jangan melihat peningkatan kebutuhan energi dan membangun green economy sebagai tantangan saja. Ini juga harus menjadi opportunity. Khususnya adalah buat Indonesia. Jadi, ada beberapa beberapa inisiatif yang kita kelompokan dan masing-masing BUMN harus bisa melaksanakan inisiatif tersebut," kata Pahala.