Kata Erick, program inisiatif Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan di tengah kebijakan pengalihan subsidi BBM.
"Salah satunya dengan program Solusi nelayan yang pada hari ini memberikan akses harga BBM (Solar) yang selama ini didapat nelayan mungkin Rp7.000 hingga Rp10.000 per liter, hari ini kita pastikan harganya Rp6.800 per liter," ujar Erick.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Erick menyebut program Solusi dapat memperbaiki akses nelayan terhadap Solar sehingga subsidi Solar lebih tepat sasaran dan langsung dialokasikan kepada nelayan.
Erick dan Teten juga memastikan koperasi jadi ujung tombak agar solar subsidi benar-benar tepat sasaran.
"Dengan koperasi itu berarti ada nama, alamat, dan sistem digital, jadi kalau ada yang bawa jeriken tidak masalah karena ada barcode, datanya kelihatan," jelasnya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Selain itu, kata Erick, program Solusi tak sekadar mendistribusikan solar subsidi, melainkan juga membenahi model bisnis perikanan rakyat dengan melibatkan koperasi sebagai agregator dan penjamin pertama bagi nelayan.
Bagi Erick, nelayan Indonesia adalah pelaut tangguh yang bukan sekedar membutuhkan subsidi, melainkan juga ekosistem bisnis perikanan rakyat yang sehat dan berpihak pada nelayan.
"Dari Pak Teten nanti koperasinya diberikan pembiayaan (modal kerja), kami dari BRI juga mendorong pembiayaan untuk nelayan, lalu ibu-ibu nelayan juga tidak ditinggalkan, ada PNM Mekaar juga yang akan hadir," kata Erick.