MKLI.WahanaNews.co | PLN tengah mendorong realokasi anggaran subsidi Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram ke program percepatan penambahan rumah tangga pengguna kompor induksi.
Bahkan, PLN menargetkan dapat menggaet konsumen baru pengguna kompor induksi sebanyak 15 juta rumah tangga.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan langkah itu diambil untuk menekan beban subsidi LPG 3 kilogram yang makin lebar akibat fluktuasi harga minyak mentah dunia hingga pertengahan tahun ini.
Adapun harga keekonomian dari gas melon subsidi itu sudah terpaut Rp 15.359 per kilogram dari harga jual eceran (HJE) yang ditetapkan sebesar Rp 4.250 per kilogram pada tahun ini.
“Kami sedang godok program dengan pemerintah bagaimana subsidi untuk LPG bisa dialokasikan untuk mempercepat penggunaan kompor induksi untuk pembelian kompor listrik bantuan dari pemerintah sehingga ada pergeseran dari LPG impor yang harganya sudah Rp18.000 per kilogram,” kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI Ihwal usulan PMN Tahun Anggaran 2023, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
Selisih HJE yang lebar itu berasal dari asumsi minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) yang dipatok US$100 per barel dengan nilai kurs sebesar Rp 14.450 per US$.
Adapun perkiraan harga patokan yang dihitung Kemenkeu sudah mencapai Rp 19.609 per kilogram sementara HJE yang berlaku saat ini Rp 4.250 per kilogram selama satu dekade terakhir.
Di sisi lain, Darmawan mengatakan, harga keekonomian dari pengadaan kompor listrik hanya sekitar Rp 10.350 ekuivalen dengan 1 kilogram LPG.